Hai Sobat Eldoclass, kali ini Aku akan berbagi tentang sebuah cerita yang menurutku sangat inspiratif. Cerita ini tentang perjuangan seorang pelajar untuk tiba di sekolah tepat waktu. Sebenarnya ada banyak yang melakukan perjuangan yang sama, namun ada perbedaan yang membuatku tertarik untuk membagikannya.
Tak disengaja, Aku berinteraksi dengan seorang pelajar. Aku tak menemuinya di ruang kelas karena Aku tak mengajar di kelasnya. Di waktu-waktu tertentu, schedule ku kosong. Biasanya, aku mengerjakan pekerjaan lain atau berdiskusi dengan anak-anak. Aku suka mendengar beragam cerita dari anak-anak. Ada banyak perjalanan hidup yang menarik dam menginspirasi. Tentunya, dapat menambah referensi untukku. Seperti yang Aku terapkan, gunakan 2 kacamata.
Saat mentari belum benar-benar menampakkan sinar, Ia telah siap untuk berangkat ke sekolah. Tak hanya jauh, kondisi jalan membuatnya harus berangkat lebih awal. Saat hujan, Ia harus berjuang melewati kondisi jalan yang becek dan licin. Terkadang Ia terlambat tiba di sekolah, terkadang baju dan celananya basah saat tiba di sekolah. Namun demikian, kondisi tersebut tak membuat semangat belajar menjadi padam.
Itulah yang menjadi pembeda dari yang lain. Ia memiliki semangat belajar yang tinggi. Perjuangannya menuju sekolah tak ingin Ia sia-siakan. Selain perjuang menuju sekolah, kedua orang tua juga menjadi penyemangat untuk belajar. Ia juga tak malas membantu orang tua untuk mengangkat dan membelah pinang. Ia memahami bagaimana sulitnya memperoleh rupiah. Hidup yang mendidiknya menghargai uang dan menghargai orang-orang di sekitarnya. Senja berganti, kegelapan malam menghampiri.
Kakinya melangkah menyisir pinggir sungai menuju rumah yang telah dialiri listrik. Ia mengisi baterai HP. Hp menjadi salah satu yang membantu aktivitas saat ini, namun Ia harus menghemat penggunaannya karena harus pergi ke rumah tetangga yang berada di seberang sungai untuk mengisi daya.
Jika melihat kesehariannya, mungkin tak ada yang tahu perjuangannya. Bajunya yang selalu bersih dan rapi serta raut wajahnya yang selalu ceria membuatnya seperti teman-teman sebayanya. Sopan tutur katanya membuatnya dikenal, meskipun Ia terbiasa berbicara dengan cepat.
Dibalik rasa pesimis dengan generasi yang sibuk dengan social media dan game, ada anak-anak yang sedang berjuang dengan motivasi yang kuat. Bukan sibuk memikir popularitas, namun Ia berjuang untuk membuat kedua orang tua bangga dengannya.
Menjadi juara kelas seakan menjadi tolak ukur bagi sebagian orang, namun berorientasilah pada peningkatan kemampuan. Berusahalah untuk terus belajar dan jangan merasa cepat puas. Tingkatkan terus belajar karena nilai tak sepenuhnya mampu mendeskripsikan kemampuan yang kita miliki. Belajar keterampilan yang dapat bermanfaat dikemudian hari.
0 Komentar